Islam vs Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Sebagai
sebuah jalan hidup, agama islam berbeda dengan agama lainnya di muka bumi ini.
Islam mengatur prilaku ekonomi manusia yang tidak diajarkan di agama lain. Dalam
mengatur sistem ekonominya, Islam berhadapan dengan sistem-sistem ekonomi
lainnya yang pada awalnya terkotak menjadi dua kutub yaitu kepitalisme dan
sosialisme. Kedua paham ini sering kali dikonotasikan sebagai representasi perilaku
ekonomi Negara tertentu, misalnya kapitalisme dicerminkan oleh Amerika dan
sosialisme dicerminkan oleh Uni Soviet.
Sebagian
orang ada yang menganggap bahwa sistem ekonomi islam tidak jauh berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Anggapan ini ada karena sebagian mereka
melihat sisi persamaan antara sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis. Dari satu sisi anggapan ini bisa dibenarkan, tapi
dilihat dari keseluruhan isinya, anggapan ini salah besar. Untuk memahami
sistem ekonomi islam dan kedudukannya dari sistem ekonomi lainnya maka kita
perlu memahami apa itu sistem ekonomi.
Sistem
ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip yang
merupakan kerangka kerja bagi terjadinya aktifitas ekonomi. Ada tiga bagian
yang membentuk sistem ekonomi yaitu : filosofi ekonomi, perangkat peraturan dan
fungsi-fungsi yang berjalan yang
menentukan variabel-variabel ekonomi. Atas dasar tersebut mari kita
membandingkan sistem ekonomi yang ada di dunia ini yaitu sistem ekonomi
kapitalis, sistem ekonomi Sosialis (Marxism) dan sistem ekonomi islam.
Filosofi
Ekonomi
Filosofi
ekonomi memberikan fondasi baru suatu sistem ekonomi yang membentuk pandangan
terhadap produksi, distribusi dan konsumsi. Filosofi ekonomi ini dibangun di
atas doktrin-doktrin kehidupan yang mempengaruhi pelakunya.
Sistem
ekonomi kapitalis, filosofi ekonominya tecermin dalam dua ungkapan yaitu laissez
faire (kebebasan berbuat) dan invisible hand (tangan yang tak
terlihat). Akibat dari filosofi ini mereka menuntut kebebasan seluas-luasnya
sehingga tidak ada yang membatasi para pelaku ekonomi untuk berbuat sepuasnya
demi kepentingan dari sendiri. Pemahaman ini didasari oleh filosofi Adam Smith
bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia mementingkan diri
sendiri. Smith menulis “Kita bisa makan bukan karena kebaikan si tukang
roti, tukang minuman atau si tukang daging, melainkan karena sifat mementingkan
diri sendiri yang ada dalam diri mereka. Kita bukan mengharap cinta mereka
terhadap orang lain, melainkan cinta mereka terhadap dirinya sendiri”.
Di
sistem ekonomi sosialis, filosofi yang menonjol adalah konsep perjuangan kelas dan
kontradiksi antar kelas. Dari perjuangan dan kontradiksi antar kelas inilah
lahirlah apa yang disebut revolusi proletarian dan juga proletarian
yang diktator. Perjuangan dan kontradiksi antar kelas masyarakat adalah
manifestasi dari filosofi konflik. filosofi konflik ini juga dipengaruhi oleh
agama atau kepercayaan yang dianut para pelakunya.
Sedangkan
dalam islam, filosofi yang mendasari sistem ekonominya adalah keimanan yang
terdiri dari keimanan kepada Allah SWT, Malaikat, Al Qur’an, Nabi dan Rasul,
Hari Akhir dan keimanan kepada qadha’ dan qadar. Keimanan tersebut yang
membedakan filosofi ekonomi islam dengan sistem ekonomi lainnya. Keimanan
kepada Allah SWT menjadikan pelaku ekonomi ini tunduk dan patuh pada aturan
Allah SWT. keimanan kepada Malaikat membuat kita sadar ada yang mengawasi
perilaku ekonomi kita setiap saat. Keimanan kepada Al Qur’an membuat kita tidak
berhukum dengan hukum selain hukum Al Qur’an. Keimanan kepada Nabi dan
Rasul-Nya memberi kita tauladan yang sempurna sehingga tidak perlu mencari
contoh lain yang tidak jelas kebenarannya. Iman kepada hari akhir memberikan filosofi
jangka panjang melampaui kehidupan dunia kita yang fana, keimanan bahwa kita
akan dihidupkan sesudah mati dan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang
telah kita lakukan dalam aktifitas ekonomi. Keimanan kepada qadha’ dan qadar
akan memberi kita kelapangan hati tentang hasil dari aktifitas ekonomi kita
setelah berusaha.
Prinsip-Prinsip
Dan Aturan Yang Berlaku
Prinsip-prinsip
dan aturan dalam suatu sistem ekonomi akan menyangkut masalah hubungan sosial,
legal dan kerangka perilaku para pihak yang terlibat sistem ekonomi tersebut.
Hal ini pertama minimal menyangkut kepemilikan faktor-faktor produksi yaitu
siapakah yang memiliki atau menguasai faktor-faktor produksi tersebut. Kedua
menyangkut distribusi yaitu bagaimana akses terhadap transaksi atau pasar
diatur. Ketiga adalah menyangkut konsumsi yaitu bagaimana konsumsi terhadap barang
atau jasa diatur/dibatasi.
Dalam
sistem ekonomi kapitalis, faktor produksi dikuasai secara mutlak oleh
individu-individu, kepemilikan pemerintah terbatas. Akses terhadap pasar
berlangsung secara bebas, siapa yang kuat di pasar dapat menguasai pasar. Konsumsi
juga tidak ada aturan atau batasan, kepemilikan mutlak juga mendorong konsumsi
yang tiada batas.
Sistem
ekonomi Sosialis, kepemilikan faktor produksi dimiliki secara bersama oleh kaum
proletarian yang terwakili oleh kepemimpinan yang umumnya diktator.
Kepemimpinan tersebut yang menentukan apa yang harus diproduksi, kapan dan
berapa banyak. Sosialisme juga mengatur perencanaan secara terpusat, upah buruh
yang secara kolektif seragam. Akses terhadap transaksi atau pasar sangat
terbatas.
Sedangkan
dalam sistem ekonomi islam, pelaku ekonomi hanyalah seorang wakil yaitu wakil
atau khalifah Allah di muka bumi. Hak terhadap faktor produksi terbatas
pada hak untuk menggunakannya dan bukan hak kepemilikan mutlak. Hal ini terkait
langsung dengan pertanggung jawaban atas penggunaan faktor produksi tersebut
terhadap pemilik sesungguhnya yaitu Allah SWT. selain itu, hak inipun dibatasi
waktunya yaitu sebatas umur kita, itulah sebabnya dalam islam juga diatur hukum
waris yang sangat adil. Akses terhadap pasar terbuka bebas tetapi diatur dengan
sistem yang adil, tidak ada satu pihakpun yang boleh mengambil hak akses pasar
ini dengan kekuatan atau kekuasaannya. Konsumsi juga dibatasi pada kebutuhan
yang wajar, tidak berlebihan atau boros dan tidak pula kikir.
Fungsi-Fungsi
Operasional
Dalam
operasi atau prakteknya setiap sistem ekonomi memiliki fungsi-fungsi yang
mengatur agar filosofi dan prinsip-prinsip tersebut di atas dapat
diimplementasikan di lapangan.
Dalam
sistem ekonomi kapitalis, agar individu bisa mencapai kepemilikan mutlak yang
maksimun dan puas berbuat yang mereka suka maka fungsi yang berjalan di
lapangan adalah kebebasan di pasar, yaitu bebas untuk keluar dan bebas untuk
masuk pasar. Bagi yang kuat bebas pula menguasai pasar atau monopoli lengkap
dengan kebebasan untuk menentukan harga atau memaksimalkan keuntungan untuk
kepentingan kapitalis.
Dalam
sistem ekonomi sosialis, perencanaan yang terpusat diimplementasikan dengan
proses produksi yang seragam atau proses yang bersifat pengulangan. Kepemilikan
secara proletariat atas faktor produksi diimplementasikan dengan
aturan-aturan kolektifism. Marx, penggagas aliran ekonomi ini,
berpendapat bahwa nilai dari setiap komoditi ditentukan oleh kuantitas waktu
kerja yang diharuskan secara sosial, yang digunakan untuk memproduksi komoditi
itu.
Dalam
islam, implementasi filosofi dan prinsip-prinsip sistem ekonominya diatur
dengan hukum islam yang sangat jelas dan rinci, lengkap dengan contoh-contohnya
baik di dalam al Qur’an maupun Sunnah Rasulullah SAW. Tiga fungsi utama dalam
implementasi sistem ekonomi islam ini adalah pertama pelarangan riba, kedua
investasi yang adil misalnya mudharabah dan musyarakah, ketiga adalah fungsi
zakat, infaq, shadaqah dan waqaf.
Dari
tiga bentuk sistem ekonomi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada
alasan menyamakan sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi kapitalis dan
ekonomi sosialis. Runtuhnya sosialisme dan perekonomian perencanaan sentral
dibekas negara-negara Uni Soviet dan Eropa Timur menimbulkan sejumlah
pertanyaan kritis bagi para pemerhati ideologi masa depan umat manusia. Apakah
hal itu mewakili kehancuran sistem sosialis dan kemenangan tak terelakan bagi
doktrin ekonomi barat dan liberalisme politik seperti yang diklaim oleh
kelompok antusias kapitalisme barat yang menandai berakhirnya sejarah. Atau,
hal itu hanyalah satu rentetan dari gelombang pasang surut sejarah yang tak
pernah berakhir ? Jika bangunannya sosialisme dalam beberapa hal disebabkan
oleh kegagalan-kegagalan kapitalisme, bagaimana kejatuhannya itu bisa bermakna
bahwa kegagalan-kegagalan kapitalisme (yang telah mendorong pencarian
alternatif ) adalah ilusi ? Islam menjawab semua tantangan ekonomi tersebut. Wallahu
a’lam bish shawab (Ihsan)
Daftar
Bacaan :
- Ekonomi Islam. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Rajawali Pers. 2008
- Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham. M. Iqbal. Dinar Club. 2007
- Resensi Buku “Islam dan Tantangan Ekonomi” Karya Umar Chapra
- Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme. Vladimir Lenin
jelaskan dong persamaan dan perbedaan sistem kapitalis sosialis dan islam
BalasHapusjelaskan dong persamaan dan perbedaan sistem kapitalis sosialis dan islam
BalasHapus