20 Desember 2011


Konon ada seorang yang sholeh, yang senantiasa diuji keimanannya dengan kematian anak-anaknya. Setiap kali dikaruniai anak dan anaknya mulai tumbuh berkembang, Iapun bersuka cita dengan kehadiran anak itu, lalu kematian merenggut anaknya dan meninggalkan dia dalam kedukaan yang mendalam. Tetapi kekuatan iman orang sholeh itu membuatnya tabah dan bersabar menerima ujian  Allah. Ia selalu berprinsip, “Allah lah yang memberi dan Allah pulalah yang akan mengambilnya. Ya Allah berilah hamba pahala atas musibah yang menimpaku , dan berilah hamba pengganti yang lebih baik daripadanya.”

         Sampai suatu ketika ,ia dikaruniai anak yang ketiga , tetapi setelah beberapa tahun si anak jatuh sakit dan kondisinya semakin kritis sampai maut hampir merenggut nyawa anak itu. Sang ayah dengan setia mendampingi anaknya, air matanya bercucuran meratapi keadaan anaknya. Dalam keadaan kritis, ia bermimpi, “kiamat  telah tiba dan peristiwa-peristiwa mengerikan sudah tampak. Ia melihat dirinya berada diatas shirat, ia ingin meniti shirat namun ia takut tergelincir. Kemudian anak pertamanya yang sudah meninggal datang dan berkata,” Aku akan memegangimu wahai ayah,” maka sang ayahpun mulai meniti shirat. Namun ia takut tergelincir ke sisi yang lain. Lalu ia melihat anak yang kedua datang dan memegangnya dari sisi yang lain. Sang ayah sangat bersuka cita dengan kedatangannya. Setelah meniti beberapa lama, sang ayah merasa dahaga yang amat sangat, ia meminta salah seorang anaknya untuk memberinya air. Namun kedua anak itu menjawab, ”Tidak ayah, jika salah seorang dari kami meninggalkanmu, kami takut engkau jatuh ke neraka. Apa yang harus kita perbuat?”. Salah seorang anaknya menjawab, “wahai ayah,seandainya saudara kami yang ketiga bersama kami niscaya ia akan memberimu air.”

          Lelaki itu terbangun tercekam rasa takut. Ia bersyukur kepada Allah bahwa dia masih dalam keadaan hidup dan bahwa kiamat belum terjadi. Ia menoleh kepada anaknya yang terbaring sakit. Tiba-tiba ajal merenggut nyawa anak itu. Lelaki itu berteriak,“Segala puji bagi Allah.Sesunggunhya aku telah menyimpanmu sebagai investasi dan pahala. Engkaulah penyelamat diriku saat aku diatas shirat pada hari kiamat kelak.” Kematian anak itu telah menjadi penyejuk dan penyelamat dirinya dan hatinya.

( Untuk anakku sayang MUHAMMAD SYAHIDUNA AL FIRDAUSY ditaman syurga, salam cinta dan kangen dari Abi dan Umi)

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh,,,
Mohon teman2 yang mengunjungi blog ini untuk meninggalkan sepatah dua patah kata pada blog ini. Syukron